Selamat Datang Pengunjung

Kamis, 18 September 2008

Bis yang Terbaik untuk Perjalanan ke Arah Sumatera (LORENA, PELANGI, ALS)

Pembaca mungkin punya pengalaman tentang bis yang pelayanannya lebih baik dibandingkan dengan yang lain.

Bagaimana dengan Bis Lorena, menurut penulis pada saat perjalanan dari Bandung ke Palembang, persepsi bahwa bis tersebut terkenal cepat, suka ngebut sudah agak berbeda. Mereka memang tidak menaik-turunkan penumpang ditempat sembarangan, melainkan di loket resmi. Ya tau sendiri deh kalau diloket resmi pasti ada jadwal ngetemnya.

Kondisi bis lumayan baik, sopirnya tidak ugal-ugalan. Namun lebih terkesan slow. Kasihan kalau penumpangnya dari kaum berdasi/kantoran agaknya tidak begitu tertarik untuk menaikinya lagi. Coba bayangkan untuk ke Palembang menggunakan pesawat hanya 280 ribu naik lion, sedangkan harga tiket lorena dari Bandung ke Palembang 260 ribu. Bila dihitung semua biayanya, selisihnya hanya 50 ribu.

Karena bis akan melanjutkan kearah Pekanbaru, bis diupayakan kecepatannya sedikit melambat, sepertinya mereka memberikan space waktu agar tiba di palembang sekitar jam 9-10. Penulis merasakan kesan tersebut, kok kecepatannya terasa diperlambat.
Namun kesan umum terhadap bis Lorena, bila kita tidak terlalu terburu-buru bisa dijadikan pilihan bagi sobat-sobat.

Penulis naik ALS melanjutkan perjalanan menuju Medan. Bis yang terkenal dari Palembang ke arah Medan selain ALS adalah bis Pelangi. Kesan bis ALS dari Palembang adalah jorok, kalau hujan lantainya penuh air, penuh dengan asap. Berbeda sekali bila dari arah Jakarta atau Jawa. Kalau membawa bagasi, jangan lupa deh untuk dilapisi dengan plastik. Yang lebih parah adalah banyak yang tidak bertoilet. Apakah disengaja, biar pemilik loketnya dapat untung gede, harga tiketnya yang pakai toilet tetapi bisnya tidak bertoilet. Seharusnya selisihnya dikembalikan, kasihan deh kalau penumpang yang uangnya pas-pasan. Namun demikian bis ALS menurut penulis adalah bis yang handal, walaupun sudah tua penampilan interiornya, tetapi masih oke mesinnya. Jarang penulis mengalami kerusakan dijalan. Yang penulis tidak sukai adalah sopirnya rata-rata masih muda bila dari arah Palembang. Pas kemarin tanggal 14-16 September 2008, menemui sopir yang agak ugal-ugalan. Penulis sempat protes kok lambat sekali, banyak nyantainya kalau habis makan. Eh setelah itu malah membawa mobilnya tambah ugal-ugalan. Beberapa kali hampir menabrak. Tetapi sebelum penulis protes mereka umumnya bersifat kekeluargaan. Namun karena kekeluargaannya, jarang mereka menegur penumpang yang merokok sembarangan, apalagi posisinya didepan, sudah bau asap dari sopirnya, ditambah bau asap dari penumpang yang ada didepan.
ALS memang terkesan tarifnya agak murah. Mungkin kalau segmentasinya pas, misalnya harga tiket konsisten dengan kondisi bis, barangkali akan semakin banyak penumpang bis ALS. Tidak semua penumpang suka naik pesawat, namun terpaksa naik pesawat karena pelayanannya yang kurang memuaskan dari bis-bis yang ada. Seharusnya ada kelas khusus untuk service ke segmen ini, apalagi pada jalur-jalur yang ditempuh dibawah 15 jam . Namun jangan salah, penulis pernah naik bis ALS dari Jakarta 2-1 , wah nyamannya.

Mungkin bila ada sobat yang punya pengalaman dapat berbagi.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

LORENA, PELANGI, ALS
MASIH ADA YANG KURANG MIN
TAMBAH SATU LAGI (NPM)

Unknown mengatakan...

ALS the best

Unknown mengatakan...

ALS the best