Selamat Datang Pengunjung

Rabu, 17 September 2008

Info Mudik 2008, Kondisi Jalan di Sumatera (Lampung,Sumsel, Jambi, Riau, Sumut)

Tanggal 13 September 2008, penulis melakukan perjalanan panjang dari Bandung menuju Palembang, istirahat 3 jam dilanjutkan menaiki bis ALS ke Medan.
Untuk jalan di tol Merak, penulis sedikit terkejut dikarenakan badan jalan yang dilapisi beton disana-sini mulai amblas. Apakah karena betonnya terlalu tipis, sehingga tidak mampu menampung beban kendaraan. Walaupun pondasi jalan kurang begitu bagus, tetapi bila didukung oleh lapisan beton yang tebal tentunya tidak menjadi masalah.
Dikapal penulis mulai menaiki ferry penyebarangan hitung-hitung nostalgia waktu masih menjadi mahasiswa. Kondisi pelabuhan mulai tampak semerawut. Didalam pelabuhan sudah banyak toko-toko semipermanen yang tampaknya merusak pemandangan pelabuhan yang dulu tampak rapi dan teratur.
Kurang lebih 2 jam dikapal, dipertengahan penulis masih dapat menggunakan Flexi Combo untuk berkomunikasi dengan istri di Medan. Mungkin karena sistemnya CDMA, sinyal masih dapat menjangkau sampai ke tengah selat Sunda.
Tiba dipelabuhan bakauhuni, tampaknya kiri-kanan jalan lebih ramai dengan rumah penduduk dibandingkan 5 tahun yang lalu. Berhenti sebentar di loket bis Lorena,setelah sebelumnya di merak sempak berbuka puasa, di loket ini walaupun berada dilokasi rumah makan, penulis ogah untuk makan malam kembali. Setelah istirahat sebentar, bis melanjutkan ke kota Palembang. Selama diperjalanan penulis terlelap, sepertinya jalan lintas timur dari Tulangbawang sampai ke Kayu Agung, jalannya sudah baik, dibandingkan dengan kondisi beberapa tahun yang lalu. Hal ini berkat usaha pemda Sumsel maupun Lampung yang tiada hentinya memberikan lapisan beton dilokasi-lokasi jalan yang sering rusak. Mudah-mudahan langkah ini diikuti juga oleh pemda Propinsi daerah lainnya. Anekdot lintas timur via Palembang ke lampung biasanya sering rusak sudah tidak ada lagil. Memang biaya awalnya lebih tinggi, tetapi daya tahannya yang lelbih menguntungkan dari sisi pemeliharaannya. Mungkin filosofi yang harusnya dipegang oleh dinas PU yaitu kalau jalan bagus tidak akan ada lagi proyek adalah salah besar. Justru tetap akan muncul pekerjaan lain, misalnya yang tadinya sifatnya kuratif, anggaran akan diarahkan kearah preventif,misalnya pembuatan sisi jalan dengan pembatas beton agar sisi jalan tidak amblas, pembuatan drainase, penguatan sisi tebing dll.
Setelah tiba di kota Palembang, penulis suwon ke ortu, akhirnya melanjutkan kembali ke Medan. Kondisi jalan dari Palembang ke Jambi lumayan cukup baik. Namun demikian masih terdapat beberapa lobang. Mobil sedan masih bisa melaju dengan tenang. Di dekat bayulincir, terjadi kemacetan selama 7 jam karena, ada truk yang terguling. Mungkin terlalu berat membawa muatan sementara jalan agak bertebing.
Sampai diperbatasan Jambi, jalan masih mulus, tetapi mulai mendekati masuk ke propinsi Riau. kondisi jalan malah lebih parah dibandingkan mudik 2007. Mobil sedan akan kesulitan untuk melewati banyaknya lobang. Sungguh ironis untuk propinsi sekaya Riau, jalannya kupak-kapik. Kemana pemdanya, apa yang diurus mereka. Bila dibiarkan akan ada selentingan yang malah membahayakan keutuhan negara. Sempat terdengar komentar dari penumpang bis, kalau begitu yang merdeka saja, anggarannya dikemanakan. Pikir penulis yang salah bukan pemerintah pusat,tetapi pemerintah daerahnya.
Baru didaerah Rengat kondisi jalan sudah mulai membaik. Hari Senin Malam tiba di Pekanbaru, berharap besok pagi sudah sampai di medan, hitungan penulis dulunya bisa 10 jam atau 12 jam.
Akan tetapi mulai dari Duri sampai perbatasan Sumut jalan hancur total, sepertinya tidak ada sentuhan sama sekali dari Pemda Propinsinya. Mungkin setelah hancur dulu baru diperbaiki, mungkin pikir mereka biar jalannya padat dulu. Seharusnya mereka meniru pemda Lampung, Sumsel dan Jambi yang sudah memanfaatkan dana dengan baik. Mereka telah berkaca kalau mau mengumpulkan suara di Pilkada, jalan adalah hal yang utama untuk mendapatkan dukungan pemilih. Harusnya dibeton atau jalan dikeruk dulu sampai ke bagian tanah yang keras, kemudian diisi oleh batu-batu besar sebagai landasan. Hilangkan upaya menggunakan soil cemment, yaitu pengganti batu berupa tanah yang diberi campuran cement. Sudah terbukti di jalan lintas timur Palembang, jambi, hancur total, karena lapisan soil cemment-nya sudah dimasuki oleh air. Penulis menyadari telah terjadi kemajuan pesat di Propinsi Riau ini dengan melihat ramainya truk-truk berat, membawa muatan. Mungkin dipicu oleh kenaikan ekonomi dari sektor migas dan komoditas kelapa sawit.
Tiba diperbatasan Riau sampai dengan Kisaran jalan masih banyak yang berlobang. PR bagi gubernur baru yang pada saat pilkada menjanjikan perbaikan infrastruktur, untuk menggiatkan perekonomian rakyat. PDRB dapat ditingkatkan dengan adanya infrastruktur yang baik.
Akhirnya di hari Selasa jam 1 siang penulis sampai lah sudah di Kota Medan, sudah hampir seminggu ditinggalkan.
Demikian saja pengalaman penulis, mudah-mudahan menjadi acuan bagi para pemudik k earah Sumatera.

Tidak ada komentar: