Selamat Datang Pengunjung

Jumat, 20 Februari 2009

Jalan Negara Semakin Rusak Akibat Tidak Di urus Pemprov

Pada saat perjalanan ke arah Tasik dengan mengendarai panther tahun 2000-an, penulis merasakan jalan lumayan baik, tampaknya ada perhatian dari pemerintah, mungkin dalam hal ini pemda propinsi-nya yang rajin melakukan penambalan jalan.
Ironis sungguh berbeda dengan jalan yang ada di Sumatera, jalan kalau berlobang jangan harap segera diperbaiki. Mungkin menunggu jalan semakin berlobang parah seperti kubangan kerbau. Kita ketahui bahwa aspal paling rentan dengan air, bila sudah ada yang berlobang, lobangnya akan digenangi oleh air dan akan semakin membesar lubang tersebut. Tampaknya pemda membiarkan kondisi tersebut, mungkin mereka berpikir kalau semakin parah, semakin mahal biayanya sehingga uang nantinya semakin besar biayanya dan secara prosentase bila 20% dari 100 milyar akan lebih banyak 20% dari 1 T.
Disamping itu pemda terkadang menyalahkan muatan kendaraan, padahal mereka sendiri yang mengawasi jalan. Coba perhatikan jarang ditemui dijembatan timbangan muatan mobil berlebih diturunkan oleh petugas. Selain muatan terkadang merekan menyalahkan kondisi alam, padahal bila dilakukan perawatan saluran drainase dipinggir jalan, tidak perlu pakai beton tetapi cukup menggunakan kendaran perbaikan untuk menggali secara mudah sisi kiri kanan jalan. Kemudian coba perhatikan cara mereka menambal nyatanya tidak spek. Hal yang lain adalah cara menambal lobang yang tidak prop, tidak ditekan, dibiarkan saja dipadatkan oleh ban kendaraan. Campuran aspal tidak baik mutunya.
Yang kami sesalkan adalah banyak tenaga ahli, khususnya dari perguruan tinggi menutup mata penjelasan dari pihak PU propinsi yang menyatakan bahwa mereka menambal jalan yang berlobang sesuai prosedur, padahal banyak yang dilanggar dalam rangka meraih margin keuntungan kontraktor jalan. Apakah keahlian dari perguruan tinggi menutup mata tentang pelanggaran kode etik keahlian.
Jalan yang rusak pada saat era otonomi ini rentan akan masalah disintegrasi bangsa. Bila kita bepergian melewati jalan yang rusak, kita tentunya memaki-maki pemerintah walaupun dalam hati. Terkadang kondisi jalan dirawat hanya karena kabupaten yang dilalui adalah Kabupaten asal dari Gubernurnya.